Posts tagged ‘berita terkini’

deHavilland Twin-Otter DHC-6 Series 400 VIKING


Canada’s most successful 19-seat commercial aircraft program with more than 800 aircraft built, the Twin Otter is popular for its rugged construction and useful STOL performance.

Perhaps the best testimony to the timelessness of the Twin Otter’s design is the fact that it remains today the largest-selling 19-passenger commuter airplane in the world.

The de Havilland Twin Otter is a highly maneuverable, versatile aircraft which can be flown safely at various speeds from 80 to 160 knots. The Twin Otter is a high winged, un-pressurized, twin engine turbine powered aircraft ideally suited to operate in all conditions and climates.

Around the world in jungles, deserts, mountains, the Arctic, and anywhere where rugged reliability and short-take-off-and-landing are required you will find the hard working Twin Otter. Adding to that versatility the Twin Otter can be fitted with wheels, skis or floats.

Well liked by operators for the easy maintenance offered by its fixed undercarriage, the Twin Otter’s two engine design also offers dependable passenger safety and confidence.


GENERAL INFORMATION:

Maximum Takeoff Weight: 12,500 lb (5670kg)
Maximum Landing Weight: 12,300 lb (5579 kg)
Number Of Crew: 1 or 2
Number Of Passengers: 20
Fuel Capacities: Total – 378 US Gallons
Fuel Capacities: Optional Long Range – 89 US Gallons


AIRFRAME:

Configuration All metal, non pressurized, high-wing monoplane and a construction with fixed tricycle (steerable nose) landing gear


DIMENSIONS:

Wing Span 65 ft (19.8 m)
Length 51 ft 9 in (15.77m)
Cabin Height 9 ft 8 in (2.95m)
Tail Height 19 ft 6 in (5.94 m)


CABIN DIMENSIONS:

Cabin Length 18 ft 5 in (5.61m)
Cabin Height 4 ft 11 in (1.50m)
Cabin Volume (usable) 384 cu ft (10.87 cu. m.)
Cabin Doors (left side) 50 in X 50 in (1.27m X 1.27m)
Cabin Door (right side) 30 in X 45.5 in (.76m X 1.16m)


ENGINES:

Two, Pratt & Whitney Canada PT6A-34 or optional PT6A-35, single stage, free-turbine engines.


PROPELLERS:

Two, Hartzell, HC-B3TN-3DY, three bladed reversible pitch, constant speed, fully feathering propellers. Optional 4-blade – type and configuration TBA


STANDARD AIRCRAFT BASIC WEIGHT:

6881 lb (3121 kg)

PERFORMANCE SUMMARY:

STOL Takeoff and Landing Distance: 1200 ft (366m)
(Takeoff distance to 50 ft)

Maximum Cruise Speeds:
TAS Sea Level: 170 kt
5,000 ft: 181 kt
10,000 ft: 182 kt

Enroute Rate of Climb at Sea Level:
(both engines at maximum climb power): 1600 ft/min

Service Ceiling – both engines at maximum climb power
(Rate of climb 1000 ft/min): 26,700 ft (8138 m)

Payload Range – at maximum cruise speed
Payload for 100 nautical mile (185km) range: 4280 lb (1941 kg)
Payload for 400 nautical mile (741 km) range: 3250 lb (1474 kg)

Maximum Range – zero payload
with Standard Tankage (2583 lb (1172 kg) fuel): 775 nm (1435 km)
with Long Range Tankage (3190 lb (1447 kg) fuel): 980 nm (1815 km)

Maximum Endurance
with Standard Tankage (2583 lb (1172 kg) fuel): 7 hr 10 min
with Long Range Tankage (3190 lb (1447 kg) fuel): 9 hr

Mon, 26 Jul 2010 at 18:50 1 comment

Tips Membawa Hewan Peliharaan dengan Pesawat Terbang


Bagi sebagian orang, hewan peliharaan mempunyai arti penting, entah sebagai hewan kesayangan (anjing, kucing, burung) maupun sebagai aduan (burung, ayam jago).
Pada saat tertentu, hewan tersebut perlu untuk diangkut dengan pesawat terbang.
Ada 2 (dua) kategori bagi hewan hidup (Live Animal) jika hendak diangkut dengan pesawat terbang, yaitu sebagai:
1. Cargo
2. Bagasi
Pada prinsipnya, prosedur pengangkutan hewan hidup hampir sama pada Airlines yang ada di Indonesia, hanya saja mungkin ada Airlines yang tidak mengijinkan hewan hidup diangkut sebagai bagasi.

Yang patut diingat adalah pengangkutan hewan hidup baik sebagai cargo maupun bagasi pasti dikenakan BIAYA.
Berikut adalah Tips jika hendak membawa hewan hidup bepergian dengan pesawat terbang:

Cargo atau Bagasi ?

Penting sekali untuk menentukan apakah hewan kesayangan kita akan diangkut sebagai cargo atau bagasi, karena berhubungan dengan persyaratan dan biaya pengangkutannya. Biasanya prosedur penerimaan cargo lebih awal dari penerimaan bagasi, minimal 8 jam sebelum jadual keberangkatan pesawat. Dari sisi biaya, biasanya biaya cargo lebih murah dari biaya angkutan sebagai bagasi.

Informasi Airlines

Carilah informasi dari  Airlines perihal syarat dan ketentuan pengangkutan hewan hidup, karena tiap Airlines menerapkan ketentuan dan biaya yang berbeda mengenai pengangkutan hewan hidup. Jangan sampai kita berencana membawa hewan kesayangan kita berlibur, tiket sudah dibeli, tapi hewan kesayangan kita tidak bisa terangkut, karena Airlines yang akan kita tumpangi tidak mengijinkan hewan kesayangan kita diangkut sebagai bagasi.

Surat-surat

Hewan hidup yang akan diangkut dengan pesawat terbang harus dilengkapi surat-surat sebagai berikut:

1. Surat Keterangan dari Dokter Hewan yang menyatakan kesehatannya baik dan tidak mempunyai penyakit menular.

2. Surat ijin pengangkutan dari kantor Karantina setempat.

3. Surat pembebasan tanggung jawab (pada saat penerimaan di bandara).

Disarankan, lakukan pengurusan surat-surat tersebut minimal 1 (satu) hari sebelum keberangkatan.

Membayar Biaya

Yang terakhir adalah bersiap untuk merogoh kocek, karena biaya yang diterapkan biasanya bergantung  pada ketentuan Airlines yang bersangkutan. Yang jelas, jika diangkut sebagai bagasi, hewan hidup tidaklah termasuk pada hak bagasi cuma-cuma penumpang (baggage allowance), jadi meskipun kita tidak membawa bagasi, ataupun hewan yang akan kita bawa berbobot ringan, akan tetap dikenakan biaya.

Demikian Tips ini semoga berguna.

Have a Nice Flight

 

Tue, 20 Jul 2010 at 18:41 51 comments

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan


Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan

Mon, 19 Jul 2010 at 18:28 Leave a comment

Tribute to Merpati Nusantara Airlines


Fri, 16 Jul 2010 at 21:05 Leave a comment

MA60 Armada Baru Merpati Nusantara Airlines


Wed, 14 Jul 2010 at 17:34 Leave a comment

Employees of an Airline


There are number of Airlines operated in Indonesia, with different  names, structures of organization, operations, but there is a certain amount of similarity among each airline. An airline’s most important assets are its airplanes and its people. An airline can have the most recent and best planes in the, but without the employees, an airline can’t do anything.

Airlines are most often represented in public by those employees who have the most contact with their passengers, such as pilots and flight attendants, but there are many more airline employees working behind the scenes. Larger airlines may employ more people, but the employee categories are generally the same no matter what the size of the airline.Here are the various types of employees in an airline:

  • Line personnel – This is the group of people you most often see during a flight, and they form 85 percent of an airline’s labor force. Line personnel include pilots and flight attendants, reservation clerks, airport check-in and gate personnel. Nowadays, some of duties of these line personnel, especially what so called ground handling (check-in, boarding gate, transfer desk, cleaning services, etc) are employed to subcontractors.
  • Operations – If line personnel form the heart of an airline, operations keeps it’s blood pumping. These people are responsible for scheduling aircraft and flight crews to man the aircraft. Operations personnel maintain guidelines to meet the safety and regulation standards. Included in operations are the dispatchers, who track all of the airline’s flights.
  • Maintenance – Airplanes are multi-million-dollar vehicles that must be maintained in order to prevent the airline from losing money. Aircraft only make money for the airline when they are transporting passengers. About 10 percent of an airline’s work force is dedicated to aircraft maintenance.
  • Sales and marketing – If you wonder who sets your prices, you can usually find them in the sales and marketing divisions of an airline. These people are also tasked with advertising, cargo sales, reservations, customer service and food service.

 

 

(Adopted from : Anatomy of an Airline, Kevin Bonsor)

Wed, 14 Jul 2010 at 15:32 Leave a comment

Tips Membawa Bayi Bepergian dengan Pesawat Terbang


Sesuai ketentuan IATA (International Air Transport Association), bayi (infant) dibawah yang belum genap berusia 2 (dua) tahun dan tidak menempati tempat duduk (seat) sendiri, dikenakan tarif setinggi-tingginya 10 % dari tarif kelas ekonomi (Y-class).

Di Indonesia, ketentuan tersebut disesuaikan dengan aturan masing-masing Airlines.

Masalah yang sering timbul di Bandara pada saat check-in adalah seringnya terjadi perbedaan persepsi terhadap kondisi fisik bayi yang dibawa oleh penumpang, dimana kondisi fisik bayi digambarkan “terlalu besar” untuk digendong.

Untuk diketahui, persyaratan standar IATA untuk bayi, adalah :

1. Bayi berusia kurang dari 7  hari disarankan untuk tidak melakukan perjalanan dengan pesawat terbang.

2. Bayi berusia 7  hari sampai dengan 12  bulan harus berangkat dengan orang tuanya.

3. Bayi berusia 12 bulan sampai dengan 23 bulan boleh berangkat dengan diantar oleh pengantar meskipun bukan orang tuanya.

4. Bayi kembar yang diantar oleh 1 orang tua saja, maka salah satu bayi dikenakan tarif anak-anak.

Untuk mencegah kendala di Bandara pada saat check-in, berikut adalah Tips bagi orang tua yang akan melakukan perjalanan dengan membawa bayi.

Tips Bagi Orang tua yang Membawa Infant :

1. Pastikan usia bayi berusia maksimum 23 bulan.

2. Selalu membawa tanda pengenal bayi yang mencantumkan tanggal lahir (surat keterangan golongan darah, kartu imunisasi, kartu berobat, dsb)

3. Usahakan selalu membawa materai di dompet, jika suatu saat diminta mengisi Surat Pernyataan atau Surat Keterangan.

4. Pastikan membawa barang bawaan (bagasi) se-efisien mungkin, karena bayi tidak mendapatkan bagasi bebas bea (free allowance baggage).

Semoga Tips ini bermanfaat.

Have a Nice Flight

Tue, 13 Jul 2010 at 21:25 3 comments

Knowledge about the Nature of Aviation Services


Merpati Nusantara Airlines Banjarmasin

Nature of Aviation Services are :

Intangible

Service is abstract. Buyers can not see or taste the form of services purchased directly, can only be felt after buying and using this service.

Inseparable

Services consumed simultaneously by service providers and buyers/users of services, the interaction between them will affect the results of the service.

Variable

Effect of service delivered varies, depending on who, when, and where services provided. It is important to build a standard of services delivered by each person in Aviation company, to minimize effect of the variability to ensure the buyer/user get the satisfaction.

Perishable

Services can not be stored, purchased or not, the service will purged. The process of purchase and use of the service occurs only once, the value of the service viewed from the satisfaction of dissatisfaction of the buyer/user.

Conclusion

The success of Aviation Service is about satisfaction.

Sun, 11 Jul 2010 at 18:40 Leave a comment

Tips Memilih Travel Agents


Jasa Transportasi Udara sekarang bukan lagi merupakan hal yang istimewa. Hampir semua lapisan masyarakat memilih moda Transportasi Udara daripada moda lain. hal ini dikarenakan moda Transportasi Udara dianggap relatif lebih efisien dan kadang cenderung ekonomis.

Bagi masyarakat yang hendak bepergian menggunakan Transportasi Udara dan membeli tiket melalui jasa Travel Agent, maka Tips berikut Insya Allah akan bermanfaat :

1. Bonafid

Mengapa harus bonafid? Travel Agents yang bonafid cenderung akan mengedepankan pelayanan kepada pelanggannya dan bertanggung jawab, sehingga kasus-kasus seperti mark-up harga dan penipuan bisa dihindari.

2. Lengkap

Tidak semua Travel Agents mempunyai layanan reservasi online semua Airlines yang ada. Dengan memilih Travel Agents yang lengkap, maka calon penumpang mempunyai kesempatan lebih besar untuk mendapatkan jadual dan harga tiket yang cocok. Karena kadang-kadang harga tiket pesawat “Airlines yang terkenal murah” pun bisa saja ternyata relatif lebih mahal dari “Airlines yang terkenal mahal”.

3. Alternatif Lain

Selalu tanyakan alternatif lain, jika perlu tanyakan harga tiket semua Airlines yang menerbangi rute yang dimaksud. Jika rute langsung tidak ada, tanyakan alternatif rute melalui kota lain dan berapa harga masing-masing rute tersebut serta Airlines apa saja yang menerbanginya.

Contoh: Jika kita hendak melaksanakan perjalanan dari Banjarmasin menuju Mataram (Lombok), maka alternatif rute adalah : Banjarmasin-Surabaya-Mataram atau Banjarmasin-Surabaya-Denpasar-Mataram atau Banjarmasin-Jakarta-Mataram atau Banjarmasin-Jakarta-Denpasar-Mataram.

Ingat : Tidak semua pegawai atau frontliner Travel Agents hafal semua rute Airlines, calon penumpang harus lebih proaktif untuk mendapatkan jadual dan harga yang cocok.

4. Nama Pegawai

Selalu tanyakan nama pegawai atau frontliner Travel Agents yang melayani atau menerbitkan tiket, jika perlu tanyakan nomor handphone pegawai yang bersangkutan. Hal ini akan sangat membantu calon penumpang ketika terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.

Lebih bermanfaat lagi jika calon penumpang mempunyai Travel Agent dan frontliner langganan. Pada saat terdesak, calon penumpang akan dibantu untuk mendapatkan tiket pesawat yang diharapkan dan calon penumpang bisa menghemat waktu serta biaya.

Ingat :

Biasakan merencanakan perjalanan jauh-jauh hari, karena harga tiket pesawat akan selalu berubah-ubah berdasarkan jumlah penumpang yang terdaftar.

Makin dekat jadual terbangnya, maka penumpang yang terdaftar dipastikan makin banyak, dan harga tiket akan lebih tinggi.

Have a Nice Flight

 

 

Sat, 10 Jul 2010 at 18:57 Leave a comment

Raise of The Commuters


In 2009, is an initial period of increasing activity of commuter flights. For example, in 2008 only a few commuter operators that operate in Banjarmasin : Pelita Air and Riau Air. But in the year 2009, there are numbers of operators who operate commuter flight routes from / to Banjarmasin : Trigana, Kalstar, Susi Air, and Jhonlin Air Transport.

Number of users of air transport services within 5 (five) years is still estimated to grow relatively high. This is because of the factors of facilities and infrastructures of other transportation modes are still limited, while that in line with the essence of local autonomy program, whereby each Local Government, especially in Kabupaten level, competing their investment opportunities and development programs of their own regions, which impact on the increasing mobility of peoples between regions.

With an increase in business activity and investment in remote areas are supported by Local Governments to open the air route into the area, will open up opportunities for commuter operators  for the developing world.

The classic problems of  most of air operators (commuter) in Indonesia, is inability to provide  aircrafts in accordance with needs and market niche.

This occurs because there is no balance between the operational and marketing aspects. Most of The Executive of Commuter Operators prefer to place the operational aspects as the main function and considers marketing as only an additional function.

Facing the ASEAN open sky policy in 2020, The Commuter Operators in Indonesia needs to start thinking about placing marketing function as one of key management functions.

It’s a tragedy, if someday, there’s foreign Air Operator fly over our own continent and grab all of the opportunities, just because we didn’t prepare for it…..

JUST START THINK MARKETING GUYS……………..

Propeller Aircraft

Fri, 09 Jul 2010 at 12:43 Leave a comment


Author’s Profile

Archives

Merpati Nusantara Airlines